13 Oktober 2008

Rejuvenasi Merek yang Sukses

Belakangan ini, Softex giat melancarkan brand rejuvenation. Strategi ini pun berhasil men-drive pasar pembalut khusus wanita dewasa modern.

Bicara tentang Softex, hampir bisa dipastikan tidak ada wanita Indonesia yang tak mengenalnya. Diluncurkan tahun 1974, merek ini meraih puncak popularitas pada tahun 1980-an. Saat itu, Softex begitu jumawa dan menjadi market leader produk pembalut wanita. Hampir setiap retail memajang produk yang kala itu bergambar seorang wanita dan sekuntum bunga. Saking tenarnya, Softex pun jadi nama generik untuk menyebut produk pembalut wanita.



Perjalanan Softex meraih kepercayaan perempuan Indonesia tentu saja tak mudah. Banyak sudah strategi yang dibesut, salah satunya dengan melakukan brand rejuvenation (rejuvenasi merek). Dengan mengubah segmen pasar ke remaja putri dan wanita dewasa, Softex ingin mengubah citranya dari pembalut orang tua menjadi pembalut remaja hingga wanita dewasa.

“Selama 30 tahun berdiri, kami telah merasakan pahit-manisnya membesarkan merek. Softex juga telah melakukan terobosan-terobosan yang sifatnya pionir di kelasnya,” kata Dyah Kartika, General Manager Marketing Communication PT Softex Indonesia.

Dari sisi produk, misalnya, Softex memproduksi pembalut dengan fungsi pH balance yang diuji secara klinis, dan menjadi pelopor produk pembalut tipis untuk sehari-hari (panty liners). Tidak cukup sampai di situ, Softex kembali men-drive pasar dengan mengeluarkan produk premium khusus wanita dewasa modern yang aktif dan dinamis. “Agustus 2007 lalu, kami mengeluarkan satu produk premium terbaru yaitu, V Class. Kelebihannya antara lain diproduksi dengan teknologi side guard dan pH balance. V Class juga memiliki V Zone yang memiliki daya serap maksimal sehingga memberikan kenyamanan ekstra,” jelas Dyah.

Menariknya lagi, Softex kian gencar melakukan seminar besar-besaran yang dikemas unik. Belum lama ini mereka mengadakan kegiatan interaktif berupa seminar bertajuk “V Class Female Forum” digelar di Jakarta dan Surabaya—bekerja sama dengan Andy’s Forum dan Binus Business School. Topik-topik yang diangkat pun memikat, misalnya survival guides for working women, personal branding, career change, management coaching, dan women going global. “Ini merupakan sumbangsih kami terhadap dunia kerja dan bangsa melalui wanita. Diharapkan, forum ini bisa menjadi wadah bagi wanita karier untuk memperluas networking dan wawasannya terhadap dunia kerja dan lingkungan,” lanjutnya.

Dalam upaya mendekatkan diri dengan konsumen, Softex juga mulai merambah dunia hiburan. Melalui jalur musik dan film, mereka gencar mengomunikasikan produknya lewat iklan dan sponsorship. “Sebelumnya, kami mengadakan riset pasar. Hasilnya, perempuan dalam usia 12-24 tahun tersebut menyukai tiga aktivitas, yaitu: musik, film, dan olahraga,” ujar Dyah.

Untuk melancarkan strateginya, Softex membentuk divisi pemasaran khusus. Ada divisi Softex Heritage Music yang menangani promosi musik; Softex Heritage Movie untuk film; dan Softex Heritage Sport di olahraga. Dengan adanya divisi khusus ini, mereka bisa leluasa merancang strategi promosi yang berbeda dan belum pernah digarap oleh kompetitor.

Langkah rejuvenasi merek ini dimulai dari pemilihan “3 D’girlz Softex”, yang kemudian berlanjut dengan Softex Heritage Movie menjadi sponsor utama film remaja D’Girls Begins. Ada pula Softex Heritage Sport yang menggelar Liga Bola Basket Remaja Putri. “Sementara Softex Heritage Music, misalnya, menggandeng Ada Band—grup musik yang digandrungi remaja putri, untuk membuatkan lagu khusus sesuai tagline Softex, ‘Karena wanita ingin dimengerti’,” imbuhnya.

Secara spesifik, lanjut Dyah, merek Softex yang mengarah pada gaya hidup dituangkan dalam packaging-nya. Ditambahkannya, semua produk Softex sudah mengarah kepada pengalaman konsumen sehingga penerapan program dan strateginya pasti bersentuhan langsung dengan konsumen itu sendiri.

Kini, Softex pun menjadi satu produk pilihan wanita Indonesia karena strategi komunikasi yang mereka terapkan di setiap lini membuahkan hasil signifikan. Pertumbuhan rata-rata penjualan mereka dalam tiga tahun terakhir ini lebih dari 50% per tahunnya. Semua itu didukung oleh infrastuktur pabrik, yang telah mengantungi akreditasi ISO 9001 dan Quality Management System tahun 1997. “Terutama dukungan dari semua lini produk yang berkualitas, infrastruktur yang modern, jajaran manajemen dan tim yang kuat, serta aktivitas pemasaran yang beragam,” paparnya.

Selain merek Softex, ada pula produk lain yang menjadi andalan PT Softex Indonesia, yakni diapers merek Sweety dan Softlove. Menurut Dyah, Sweety juga memberikan kontribusi besar bagi pertumbuhan perusahaan. Kehadiran Sweety bisa memenuhi kebutuhan para ibu yang ingin membeli popok dengan harga murah, tapi tetap berkualitas. Bukan itu saja. Merek Softex, Sweety, Softlove pun bisa didapatkan di berbagai negara seperti Australia, Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, China, dan India. Bukti bahwa kualitas produk mereka tidak diragukan lagi.

Fisamawati
Majalah MARKETING

0 komentar:

Posting Komentar