13 Oktober 2008

Pelopor Anti Merkuri dan Hydroquinon

Meski pendatang baru di produk kecantikan, Tje Fuk berhasil menarik perhatian konsumen dengan program kampanyenya. Seperti apa?

Biasanya, sebuah merek akan mengampanyekan keunggulan dari produk yang dikeluarkannya. Tapi tidak demikian dengan Tje Fuk. Produk kosmetik ini justru melakukan hal yang berbeda dari yang pernah ada. Kampanye yang diusung adalah mengedukasi masyarakat akan bahaya merkuri dan hydroquinon.



Namun, bukan berarti kampanye tersebut tidak ada hubungannya sama sekali dengan Tje Fuk. Merek ini hadir sebagai produk perawatan wajah untuk pria dan wanita. Dengan kepeduliannya, Tje Fuk menggebrak pangsa pasar kosmetik melalui bahan-bahan produk yang diklaim benar-benar aman, serta formula whitening-nya yang tidak memakai bahan kimia berbahaya seperti merkuri dan hydroquinon.

”Bagi kami, kepercayaan konsumen adalah segalanya untuk kemajuan brand Tje Fuk. Ketika kali pertama mengenalkan Tje Fuk kepada konsumen, kami benar-benar tulus dan sangat peduli akan pentingnya kesehatan kulit wajah,” kata Pranoto Widjojo, Market Research & Development Manager sekaligus pemilik PT Tje Fuk.

Menyadari betul akan ketatnya persaingan di bisnis kosmetik, Tje Fuk lantas mengatur strategi. Dijelaskan Pranoto, mereka tidak langsung head to head dengan market leader yang sudah ada. Langkah pertama yang diambil adalah mengedukasi pasar tentang bagaimana menggunakan kosmetik yang aman. Begitu pula konsep iklan yang dikeluarkan Tje Fuk, terlihat lain daripada yang lain.

Pada umumnya, iklan-iklan kosmetik selalu memakai model-model cantik dengan harapan bisa mempengaruhi konsumen untuk menggunakan produk yang diiklankan. Public figure berwajah cantik dan putih bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen yang ingin mencoba produk kosmetik. Sebaliknya, Tje Fuk tidak memakai model cantik, melainkan model ”negarawan” Republik Mimpi.

Uniknya lagi, dalam iklan tersebut, mereka tidak terlalu menonjolkan kelebihan produk dan atribut lainnya. Mereka justru memberikan pesan agar berhati-hati dalam memilih kosmetik. ”Karena banyak produk kosmetik yang menggunakan zat kimia berbahaya. Dan secara tidak langsung, iklan tersebut mengajak konsumen untuk berpikir dan membandingkan kosmetik Tje Fuk dengan yang lainnya,” lanjut Pranoto.

Ya, Tje Fuk memang tergolong gencar dalam berpromosi. Di lini atas, aktivitasnya berupa print ad di media cetak maupun menjadi sponsorship program-program televisi swasta. Di Indosiar, mereka melakukan blocking time pada acara Karantina Tje Fuk, sementara di MTV menjadi sponsor program Tje Fuk Present.

”Karantina Tje Fuk adalah semacam program make over wajah dengan perawatan menggunakan produk kami selama 10 minggu. Tujuan acara tersebut untuk memperlihatkan perkembangan hasil dari kondisi sebelum sampai sesudah memakai Tje Fuk. Jadi, program ini memberikan bukti bahwa hasil perawatan Tje Fuk bukan rekayasa,” paparnya.

Hal ini juga tak terlepas dari strategi edukasi pasar yang telah dilakukan. Edukasi yang dimaksud adalah memberikan perawatan gratis sampai tuntas kepada 100 orang yang memiliki masalah pada kulit wajahnya, meski sudah berkali-kali melakukan perawatan.

Selain itu, lanjut Pranoto, untuk mendorong penjualan Tje Fuk, perusahaan ini juga melakukan serangkaian program below the line seperti sampling dan demo perawatan wajah. Ia juga mengakui bahwa kampanye yang paling efektif dilakukan melalui promosi dari mulut ke mulut (word of mouth).

Sejatinya, produk perawatan wajah ini merupakan pendatang baru di industri kosmetik Tanah Air. Masuk ke pasar sejak tahun 2004 lalu, dan pada tahun 2006 mulai mendobrak pasar. Meski begitu, Tje Fuk berhasil mengukir prestasi gemilang, di antaranya terpilih sebagai produk unggulan 2006; mendapat sertifikat sebagai Product Choices 2007; serta Best Brand 2007 kategori whitening.

Rangkaian produk Tje Fuk terdiri dari whitening cream, whitening cream, whitening soap, compact powder, bedak tabur, dan lainnya. Umumnya, produk kosmetik ini hanya berfungsi untuk membersihkan, merawat serta melindungi kulit wajah. Pranoto mengatakan bahwa formula Tje Fuk didatangkan langsung dari Jepang.

Dari sisi harga, Tje Fuk tidak jauh berbeda dari kategori produk yang sama di pasaran. Rentang harga yang dibanderol Tje Fuk pun tergolong lebar, yaitu antara Rp 25.000-450.000. “Untuk menjangkau segmen yang lebih price sensitive, kami berencana meluncurkan paket Tje Fuk berukuran lebih kecil dari sebelumnya. Harganya pun jauh lebih murah sehingga tetap terjangkau bagi semua golongan,” katanya.

Berkat beragam aktivitas pemasaran di atas, akhirnya Tje Fuk mendapat respon positif dari pasar. Penjualannya terus meningkat. ”Dalam tiga tahun terakhir, rata-rata pertumbuhan penjualan kami diperkirakan lebih dari 50%,” pungkas Pranoto.

Fisamawati
Majalah MARKETING

1 komentar:

Unknown mengatakan...

ketergantungan gak sih memakai kosmetik tje fuk? apakah setelah pemakaian wajah akan kembali seperti wajah semula?

Posting Komentar