27 Agustus 2009

One Day Trip to Batam

Kring… kring… kring… ponsel saya berbunyi. Dari seberang terdengar suara Mbak Ririen (Bakrie Telecom) yang dengan ramah dan terburu-buru menjelaskan maksud menelpon. Wuah!, saat itu, saya diundang untuk ikut meliput konferensi pers Esia – Sriwijaya Air ke Batam. Lebih mengejutkan lagi, Mbak Ririen minta konfirmasi jawabannya sore itu juga. Gubrak! Saya pun panic – maklum tanggal 23 deadline majalah. Pikir-pikir dan nekad mengajukan undangan tersebut ke Redpel, akhirnya disetujui. Cihuy… berangkat!



Pagi hari kumpul di Wisma Bakrie 1, Kuningan. Ada beberapa wartawan yang juga sudah hadir saat itu. Camilan untuk sarapan pagi pun sudah disediakan. Namun, sebelum berangkat ke Bandara Soekarno Hatta, saya dan rombongan diharuskan memakai baju bertuliskan “Travelling with Sriwijaya Air and Esia” dan tas dominan hijau berlogo Esia.

Erik Meijer, Wakil Presiden Direktur Bakrie Telecom dan Chandra Lie, Presiden Direktur Sriwijaya Air – melepas kepergian rombongan. Tak lama pesawat mengudara di tengah gumpalan awan. Acara konferensi pers pun dilaksanakan di atas pesawat Boeing 737-300, 400, dan 700 NG. Kali ini saya mendapatkan posisi tempat duduk dekat jendela. Lumayan bisa hunting pemandangan. It’s Amazing!

Tiba di Bandara Hang Nadim pukul 12.00 WIB. Berhubung hari Jum’at, persinggahan pertama adalah Masjid Al-Huda, untuk melaksanakan shalat jum’at terlebih dahulu. Tak lama, saya pun melanjutkan perjalanan ke Plaza Top 10. Di plaza ini, saya mendapatkan tantangan untuk menghabiskan uang saku yang diberikan pihak penyelenggara acara alias shopping time. Hanya saja, waktu yang diberikan hanya 10 menit. O… o… padahal produk yang dijual banyak – seperti fashion, aksesoris, aneka pangan, dan lainnya. Jadi deh, ambil barang belanjaan sekenanya yang penting harus lebih dari minimal belanja Rp 100 ribu. Saya pun ambil beberapa camilan diantaranya Keripik Nangka. Yummy…

Buru-buru melanjutkan perjalanan ke gerai Esia yang terletak di Komplek Pertokoan Nagoya. Di sini, saya dan tim diwajibkan untuk foto iklan kerja sama Esia – Sriwijaya Air. Karena sewaktu pengambilan foto terburu-buru, jadi deh ada yang tertukar. Untung saya sesuai – karakter anak kecil. Nice picture…

Perjalanan berlanjut ke Vihara Budi Bhakti, Komplek Klenteng Tua Pekong. Sesuai tema “Journalists Amazing Games Batam”, saya dan tim yang masuk ke kelompok Orange pun sibuk mencari kunci jawaban ke sana kemari untuk mengisi lembar soal yang diberikan.

Fuih, tujuan terakhir pun berhenti di Yongkee Restaurant. Makan siang sekaligus mempresentasikan “Amazing One Day Trip” tadi. Lantas, saya dan lainnya pun balik menuju Bandara Hang Nadim dan tiba di Jakarta pukul 18.25 WIB. Perjalanan yang mengesankan meskipun terburu-buru dan belum sempat ekplor Batam dan sekitarnya. But, it’s ok. Terimakasih Esia – Sriwijaya Air!

Read More......

12 Agustus 2009

Museum Bank Mandiri

Museum Perbankan Pertama di Indonesia

Seminggu lalu, ada teman kantor saya – namanya Mas Sigit, yang semangat mengajak saya jalan-jalan ke museum. Ya, tema yang diusungnya “Ekspedisi Museum Jakarta”. Saya pun menyanggupinya. Pukul 10.00 WIB, saya dan suami tiba di Stasiun Kereta Api Kota (Beos). Dengan tergesa-gesa melangkah menuju Museum Bank Mandiri yang terletak di Jalan Lapangan Stasiun No. 1, Jakarta Barat. Di sana, sudah ada yang menunggu saya dari tadi – Mas Sigit dan anaknya, Jagad.



Fuih, enggak menyangka juga bisa menginjakkan kaki di area seluas 22.176 m2. Maklum saja, saya tidak pernah serius ini ketika menyambangi museum maupun tempat bersejarah lainnya. Hanya selintas saja. Tapi, kali ini beda – rasa ketertarikan saya amat sangat tinggi. Museum bergaya Art Deco Klasik ini menawarkan pengalaman perjalanan menembus waktu ke bank tempo dulu.



Tak ingin berlama-lama, setelah mengisi buku kunjungan saya pun sudah disambut poster campaign “Yuk... Menabung di Bank Mandiri” di pintu masuk. Wow! Ternyata, Museum yang dahulu bernama Nederlandsche Handel Maatschappij NV (NHM) ini banyak digunakan oleh para fotografer sebagai studio foto. Apalagi, gedung ini dibangun oleh tiga arsitek Belanda yakni, J.J.J de Bruyn; A.P. Smits; dan C. Van de Linde. Gedung ini mulai dibangun tahun 1929. Dan pada tanggal 14 Januari 1933 secara resmi dibuka oleh C.J Karel Van Aalst, Presiden NHM ke-10.

Museum ini buka setiap hari Selasa hingga Minggu, dari pukul 09.00-16.00 WIB. Tiket yang dikenakan pun tak mahal, hanya sekitar Rp 1.000,- atau Rp 2.000,-. Bahkan, ada tiket free bagi nasabah dan pemegang kartu Mandiri; mahasiswa; pelajar; dan anak-anak. Asyik kan!

Saya melanjutkan menyusuri lorong lantai satu. Di lantai ini aneka peralatan perbankan tempo dulu terpajang secara teratur. Dari koleksi buku besar dan mesin hitung antik bisa dinikmati di sini. Penempatannya yang rapi menjadikan lorong lantai satu terkesan megah. Lanjut ke lantai dua, ada koleksi buku-buku tabungan tua. Yang unik, ada mesin hitung dari yang paling besar hingga yang kecil. Saya pun sempat melihat beberapa pejabat Bank Mandiri pada periode tertentu.

Hmmm... berada di dalam museum ini mengingatkan saya pada sistem perbankan masa itu. Semua masih dilakukan secara manual – mungkin, pada masa itu sudah tergolong canggih yah!. Oya, ada juga beberapa patung di beberapa ruangan. Patung-patung tersebut melakukan suatu adegan, seolah tengah beraktifitas. Pokoknya, keren deh!

Sayang, ditengah perjalanan mengelilingi museum – Jagad menguap, tanda kantuk melanda. Akhirnya, Mas Sigit pun terpaksa menyudahi ekspedisi ini dan kembali meninabobokan Jagad. Lantas, saya dan suami pun meneruskan semangat untuk menyusuri tiap sudut museum. Tak satu pun terlewatkan. Tertarik?

Read More......

10 Juni 2009

Maia Estianty - Sang Juara

Lagi-lagi liputan artis untuk rubrik Marketing Celebrity. Seperti biasa deh... gabung sama awak infotainment yang segambreng. Ya, kali ini saya menjambangi undangan dari 98,7 Gen FM, dimana ada Maia Estianty dan May Chan sebagai narasumbernya.

Acara yang berlangsung di Crown Plaza tersebut tergolong meriah. Belum lagi, gosip tentang perseteruan Maia versus Ahmad Dhani sedang panas-panasnya. Sekali senggol bisa dapat gosip up date-nya. Emang, awak infotainment tuh gigih!. Satu pertanyaan tak dijawab, lewat cara lain pun bisa. Ga ada matinya deh!

Nih, cek infotainment mana yang tidak hadir?

Read More......

13 Maret 2009

Jadi Bagian dari Guinness

Tahun ini, Guinness menandai 250 tahun perjalanan luar biasanya. Sebuah perjalanan yang dimulai saat Arthur Guinness menandatangani kontrak sewa selama 9.000 tahun atas Pabrik Bir St James’s Gate di Dublin. Untuk merayakannya, Guinness akan menyelanggarakan satu tahun penuh perayaan secara bersamaan di seluruh dunia – sekaligus untuk menyambut 250 tahun yang akan datang.

Bertepatan dengan itu, saya turut menghadiri acara launching Guinnessmedia.com - sebuah situs yang didedikasikan bagi media. Melalui situs tersebut, rekan-rekan media dapat berbagi pengalaman atas perjalanan yang mengesankan bersama Guinness kepada masyarakat Indonesia. Guinness.com juga merupakan sumber yang lengkap untuk mencari semua artikel Gunness selama 250 tahun perjalanannya.



Tetapi, tahukah Anda bahwa saya merasa ”salah tempat” ketika menghadiri acara tersebut? Why?.... Yeah!, bertepat di Minus 2, FX Plaza Senayan, saya adalah perempuan berjilbab yang menghadiri acara itu (walaupun sesudah itu muncul 1-2 orang lainnya yang senasib dengan saya) . Padahal, untuk diketahui, acara yang berkonsep dark itu mayoritas dihadiri oleh kaum Adam dengan berbadan kekar. Sumpah... malu juga sih...

Namun, dibalik itu semua, saya merasa bangga bisa menjadi salah satu bagian dari Guinness.com. Seperti yang dikemukakan John Galvin, Technical Advisor Guinness Indonesia, bahwa, situs ini khusus diperuntukkan bagi rekan media di seluruh dunia dengan password khusus. Kini, saya telah memiliki user name dan juga password untuk masuk ke situs tersebut. Senangnya merasa istimewa.

Selamat Guinness ke-250 tahun!

Read More......

Sensasi Fish Spa di Kenko Senayan City

Apakah Anda siap mengalami pengalaman spa baru yang memanjakan Anda seusai berbelanja atau jalan-jalan di mal? Bersiaplah untuk memasukkan jari-jari kaki Anda ke dalam kolam dan biarkan ”Dr. Fish” memanjakan jemari kaki Anda. Ya, pengalaman ini baru saja saya nikmati di outlet Kenko Reflexology and Fish Spa yang baru diresmikan pada Rabu, 11 Maret 2009 oleh PT Kenko Mahayana di lantai Lower Ground – Senayan City.

Outlet Kenko dalam mal dengan fish spa pertama di Indonesia, memang dipersiapkan menjadi tempat rileksasi sambil berkumpul bersama keluarga, pasangan maupun sahabat. Desain ruangan dan dekorasi yang ditata untuk menciptakan suasana hangat dan bersahabat. Lantai dan panel-panel kayu digabungkan dengan pencahayaan yang lembut. Semuanya akan menciptakan atmosfer yang mengundang Anda untuk memanjakan diri menikmati berbagai fasilitas dan layanan spa khas Kenko yang sudah hampir 10 tahun di Indonesia – juga di negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia.

Sekadar informasi, ikan yang digunakan untuk spa bernama Garra Rufa yang diimpor langsung dari sumber air panas dekat Kangal (dekat Turki). Ikan jenis ini tidak memiliki gigi pada mulutnya sehingga aman bagi kulit setipis apapun. Garra Rufa sangat suka sekali pada kulit manusia yang kering dan mengelupas. Ikan ini bertindak sebagai batu apung (pumice stones) hidup, mengangkat lapisan epidermis yang sudah mati sehingga kulit akan terasa halus bagaikan kulit bayi.

Lantas, apa sih manfaat dari fish spa? Menurut Dr. Jimy Tan, fish spa membantu menyembuhkan penyakit kulit seperti eksim dan neurodermis; membantu mengurangi rasa gatal; membantu mengurangi tampak bekas luka di kaki; melancarkan peredaran darah; mengangkat sel kulit mati; merangsang pertumbuhan kulit baru; dan mengurangi stres (relaksasi) karena efek micro massage yang diberikan oleh fish spa.

Yupz, merendam kaki di kolam yang dipenuhi ribuan Garra Rufa memberikan kesenangan sendiri. Apalagi, waktu mencelupkan kaki untuk pertama kalinya – semua ikan secepat kilat bergerombol menyerbu kaki saya. Eit, tapi sebelum ”bermain” dengan Garra Rufa, saya harus menjalani ”ritual” mencuci kaki terlebih dahulu dengan menggunakan sabun khusus. Katanya sih, untuk menghilangkan wewangian dari lotion. Maklum saja, ikan ini cukup sensitif.

Sedang asyik-asyiknya bercengkrama dengan ikan-ikan mungil, tiba-tiba, nama saya disebut sebagai pemenang door prize. Wuih.... senangnya! Semakin lengkap saja pengalaman unik saya kali ini. Jujur saja, ini adalah door prize pertama yang pernah saya dapatkan selama bergelut di dunia tulis-menulis.

Lanjut, setelah 30 menit merendam kaki, sebenarnya ada fasilitas lain yang ditawarkan Kenko yakni The Signature Foot Reflexology berupa terapi penyembuhan kuno dengan cara memijat titik saraf kaki. Ada juga Aroma Foot Therapy yang berguna memberikan relaksasi pada kaki dengan menggunakan minyak buatan khusus dari Kenko. Dan, terakhir ada Foot, Hand & Shoulder Massage untuk meredakan stres.

Hiks, tapi sayang saya tidak bisa menikmati fasilitas itu karena diburu jadwal liputan lainnya jadi memilih menyantap menu makan siang terlebih dahulu...yummy!. Tapi, menurut beberapa teman saya Sari Trisnawati (Rileks.com) dan Fina (Harian Merdeka) mengatakan, fasilitas tersebut membuat badan lebih segar. Fasilitas di atas bisa dinikmati dalam waktu 15 menit.

Jadi, kapan mau menikmati fish spa ala Kenko? Harga yang ditawarkan bersahabat kok!. Cukup mengeluarkan Rp 120 ribu untuk orang dewasa dan Rp 60 ribu untuk anak usia 5-12 tahun, Anda bisa merasakan sensasi luar biasa ala ”Dr. Fish”.

Read More......

29 Januari 2009

1 Jam Lebih Awal

Untuk kedua kalinya saya mendapatkan penugasan liputan Pond’s besutan PT Unilever Indonesia. Yupz, siapa lagi kalo bukan ketemu dengan Desy Khoirunnisa selaku Brand Manager Pond’s. Sekadar catatan, sebelumnya saya sempat menulis artikel Pond’s terkait program Beauty Class-nya.

Seperti biasanya, saya menghubungi Rio selaku public relation yang menangani toiletries. Jadwal wawancara pun ditangan yakni Selasa, 20 Januari 2009 jam 9.15 pagi teng. Alhasil, rasa seneng, suka cita, sorak-sorak bergembira... halagh

Cerita pun dimulai (lho lho... yang 2 paragraf diawal ternyata bukan cerita ya?). Lanjut.... Selepas sholat subuh, bergegas mandi dan tak lama (mengosok gigi). Teng pukul 6 pagi, saya pun segera meluncur dari Bekasi menuju Gatot Subroto.

Sadar akan jarak tempuh yang jauh, saya mencoba mengantisipasi dengan datang lebih pagi agar tidak kena macet yang mengakibatkan telat. Ternyata eh ternyata, jalanan lenggang tak seperti biasanya yang padat merayap. Alhasil, saya pun tiba di Graha Unilever jam 8 pagi. 1 JAM LEBIH AWAL. Padahal, wawancara hanya berlangsung sekitar 15 menit (karena data wawancara dulu masih ada hehehe).

Episode kedua, usai wawancara dengan Desy, saya mendapat SMS dari Noorman, PR PT Bakrietelecom. Isinya “Esia mengundang rekan2 media utk menghadiri launching hape esia fu menyambut imlek hari ini di pacifik place upper ground jam 10.30. Datang ya”. Saya pun segera melesat, berhubung saya juga ada jadwal wawancara dengan Nadia VP Corporate Communications, jadi sekalian aja ketemuan.

Lho... lho... ternyata, dalam SMS tersebut tidak di sebutkan spesifikasi tempat (Kebayang dong! Kalau saya keliling di area Pasific Place?)... Yup, sederet angka saya pencet – menghubungi Noorman kembali. Nah, ketemu deh lokasi yang dimaksud. Lho kok sepi? – saya pun langsung menduga “Apakah sudah selesai?”.

Saya pun menghampiri Ririn - salah satu tim Esia. Ternyata, saya datang 1 JAM LEBIH AWAL!!!

Read More......

05 Januari 2009

Pertama

Ya, ini pertama kalinya saya mulai posting artikel dengan perubahan tampilan blog teranyar. Selain itu, konsep yang diusung pun mengalami perubahan yakni memuat artikel di balik liputan maupun naskah yang dimuat di media tempat saya bekerja. Tetapi, tak perlu khawatir, saya tetap memuat naskah "jadi" di blog percikmedia.

Dan pertama kalinya pula, saya mendapat kepercayaan untuk menulis artikel advertorial. Ya, ini adalah advertorial pertama yang saya dapat selama bekerja di Majalah MARKETING, sejak Februari 2008 silam. Advertorial yang saya buat adalah peluncuran buku ”Advertising Is Makes Money” besutan Adji Watono, President Director Dwi Sapta Group.

Senang? So, pastinya dong!. Tapi, rasa was-was juga menyelimuti, bahkan kian berdetak kencang setiap menitnya. Seperti ada suatu tanggung jawab besar di pundak saya. Maklum saja, pemasang advertorial sudah merelakan pundi-pundinya untuk pasang iklan. Tujuanya tak lain sebagai promosi, baik personal maupun korporat.

Teng jam 2 siang, saya dan Hendra selaku fotografer melaju ke Kelapa Gading Permai. Di tempat itulah perusahaan bernama Dwi Sapta menjalankan operasional bisnisnya. Perusahaan yang genap berusia 27 tahun di bidang periklanan.

Setibanya, saya bertemu dengan Saida, Public Relation Officer. Tanpa panjang lebar, proses wawancara dengan Adji Watono pun berlangsung. Saya sempat gugup, yang ada di benak saya adalah bagaimana menulis artikel sebaik mungkin sesuai permintaan mereka. Kepuasan antara Dwi Sapta, MARKETING, dan saya pribadi.

Satu pertanyaan keluar dari bibir saya, ”Mengapa membuat buku?”. Shit!, ucap saya dalam hati. Duh, inikan pertanyaan bodoh!. Layaknya, anak ’bau kencur’ yang baru terjun sebagai jurnalis. Nasi sudah jadi bubur, mau dikata apa?. Tenggelamlah saya dalam kemaluan.

”Pertanyaan bagus, mengapa saya membuat buku?” kata Adji mengomentari ucapan saya. Ini pertanyaan bagus, lanjutnya menegaskan. Saya terpana. Percaya tidak percaya. Sungguh di luar dugaan. Sesaat tersadar, senyum saya mengembang. Yang saya pikirkan tadi salah besar. Optimisme pun kembali bergairah. Fokus bertambah pula. Poin jawaban meluncur satu per satu secara gamblang.

Fuih, saya puas. Ini pertama kalinya, satu pertanyaan menjawab semua penjabaran buku dan latar belakangnya. Cukup satu kalimat tanya, Mengapa. Dan, ini juga pertama kalinya, penulisan dengan karakter +/- 4000 menghabiskan pita kaset dari side A hingga B full. Menakjubkan!

Read More......